Selasa, 24 Maret 2009

Bertahanya rumah adat toraja secara Tradisi

Konon bentuk Tongkonan menyerupai perahu Kerajaan Cina jaman dahulu. Terik sinar matahari terasa semakin menyengat mata pada saat dipantulkan oleh papan berwarna merah yang menopang sebuah bangunan dengan bentuknya bak perahu kerajaan cina, guratan pisau rajut merajut di atas papan benwarna merah membentuk ukiran sebagai pertanda status sosial pemilik bangunan, ditambah lagi oleh deretan tanduk kerbau yang terpasang/digantung di depan rumah, semakin menambah keunikan bangunan yang terbuat dari kayu tersebut. Bentuk bangunan unik yang dapat dijumpai dihampir setiap pekarangan rumah masyarakat Toraja ini, lebih dikenal dengan sebutan nama Tongkonan

Kabupaten yang terletak sekitar 350 km sebelah Utara Makassar ini sangat terkenal dengan bentuk bangunan rumah adatnya yang bernama Tongkonan. Atapnya terbuat dari daun nipa atau kelapa dan mampu bertahan sampai 50 tahun. Tongkonan juga dibuat berdasarkan strata atau derajat kebangsawanan masyarakat, seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan.


Eksotisme Tana Toraja tak hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada kekayaan budayanya. Meski sebagian besar masyarakat toraja merupakan pemeluk agama Kristen yang taat, namun mereka juga masih menjunjung tinggi adat istiadat. Bagi mereka, Tana Toraja adalah tanah leluluhur yang harus selalu dijaga kelestarian budayanya. Keberadaan rumah adat Tongkonan sebagai pusat kebudayaan Toraja sangat berperan dalam kelesatarian budaya Toraja.

Rumah adat Tongkonan tidak dapat dimiliki secara individu, namun diwariskan secara turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Tana toraja. Di rumah adat inilah keluarga Toraja biasa berkumpul untuk berdiskusi maupun bertukar pikiran. Oleh karenanya rumah adat ini disebut Tongkonan, berasal dari istilah “tongkon” yang dalam bahasa toraja berarti duduk.




Selain tanduk kerbau yang menghiasi Tongkonan, ornamen rumah adat ini juga sangat unik. Orang Toraja hanya menggunakan 4 warna dasar untuk membuat ornamen rumah Tongkonan, yaitu warna hitam, merah, kuning, dan putih. Keempat warna tersebut merepresentasikan Aluk To Dolo yaitu kepercayaan asli orang Toraja. Warna hitam melambangkan kematian dan kegelapan, kuning merupakan simbol anugerah dan kekuasaan Illahi, putih merupakan warna daging dan tulang yang berarti suci, dan merah adalah warna darah yang melambangkan kehidupan manusia.


Semua bangunan rumah adat Tongkonan menghadap ke utara karena mereka meyakini bahwa leluhur orangToraja berasal dari Utara. Namun ada juga yang beranggapan bahwa arah Utara, seperti halnya Timur, merupakan arah yang baik bagi kehidupan. Terlepas dari berbagai mitos dan kepercayaan orang Toraja mengenai rumah adat mereka, eksistensi Tongkonan layak kita hargai. Keteguhan memegang adat dan tradisi merupakan kearifan lokal yang berharga bagi kita semua.